Selasa, 15 Juli 2008

Antara Peternakan dan Rumah Jagal

Well, lama ga update blog.

Yes I'm still alive. Kenapa ga update? Mmm... Curse me and my procrastination. ^^;;

Mulai besok mulai sekolah lagi. Udah ga bisa leha-leha lagi, hiks. Semua uda harus disiapin; buku, alat tulis, MENTAL, kolor, semuanya.

Not very excited about going to school, though...

Aku lebih excited soal kemungkinan aku pindah sekolah. Meskipun kemungkinannya masih 50-50 (ah, kapankah house family yang cocok akan memungutku? *berasa anak kucing di pinggir jalan meong-meong), tapi aku berusaha banget buat ningkatin kemungkinan itu.

Aku mungkin bakalan pindah ke Minnesota. Masih belum pasti juga, but let's pray I can go. :D

Now here's the real story:

Minggu lalu demi mengejar cita-citaku menuju negri Paman Sam (t'saah), aku ketemuan ama beberapa orang yang dari Amerika.

Satu namanya Vito, mantan anak ReCis yang pindah ke Ohio pas kelas 9. Mantep tuh anak. Lebih muda setahun dari aku uda nyongsor ke negri asing sendirian.

Nah yang kedua ini sekeluarga, temen ortu. Suaminya Indonesia, istrinya bule. Mereka uda lama tinggal di Los Angeles. Kebetulan lagi liburan.

Nah temen ortu ini punya anak namanya Mathew. Sumpah imut banget, masih tujuh tahun. Jarang-jarang aku demen bule gini. Shota. Baru tahu di amrik ada shota.

Dedeku uda kenalan duluan ama Mathew (najis kau dek, ngambil langkah duluan dari kakakmu. Pedekate sana ama naruto!). Tapi karena level Inggris Dinda yang masih beginner, dan level Indonesia Mathew yang sama dengan level si Sompret Sombeleketek, kesulitan komunikasipun terjadi.

Pada akhirnya yang lebih banyak ngobrol ama Mathew itu aku.

Awalnya sih pembicaraannya masih imut-imut dan lucu-lucu; ngomongin handball, sekolah Mathew, trus pengalaman liburan Mathew di Indonesia. Aku... sama sekali ga menemukan keganjilan di Mathew.

Mendadak muncullah seekor semut. Iya, semut. SEMUT, sodara-sodara.

Sebelum aku mengalami kejadian ini, aku ga akan pernah mikir kalau SEMUT itu bisa berpengaruh untuk perkembangan hubungan sosial.

Terjadilah dialog ini diantara aku dan Mathew.


Mathew: "Look an ant!"
Aku: "Ah, you like ants, Mathew?"
Mathew: "Yes. Indonesian ants are so big! I'd like to put them inside my ant farm."
Aku: "Ant farm?"
Mathew: "Yes, ant farm. I keep ants in my ant farm and takes care of them."
Aku: "Haha."
Mathew: "Yea, and they ALL DIED."

JEDER!

Sebenernya sih rada ga enak buat ngajarin bule, tapi aku beneran pengen bilang ke Mathew, "Aduh, bule... Itu mah bukan farm namanya! Itu namanya RUMAH JAGAL!"

Kasian banget nasib semut-semut itu... Tapi berkat seekor semut, aku sedikit bisa lebih waspada dengan Mathew ini.

Tidak ada komentar: